Pada
awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan
sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemu mesin cetak
oleh Johannes Guthengerg.
Di
Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik di awali oleh belanda. Beberapa
pejuang kemerdekaan Indonesia pun
mengunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era_era inilah Bintang
Timoer, Bintang Barat, Jawa Bode, Medan Prijaji.
Pada
masa pendudukan jepang mengambil ahli kekuasaan, Koran Koran ini di larang.
Akan tetapi ada akhirnya ada 5 media yang dapat izin terbit : Asia Raja,
Tjahaja, Sinar Baru, Sinar matahari dan Suara Asia.
Kemardekaan
Indonesia membawa berkah bagi ke
wartawanan. Pemerintah Indonesia mengunakan radio republic Indonesia sebagai
media komunikasi. Menjelang penyelanggaraan Asian Games Iv, pemerintah memasukan proyek televise
muncul dengan technologi layar hitam putih.
Masa
kekuasaan presiden soeharto, banyak
terjadi pembreidelar (penutupan) media massa. Kasus harian
Indonesia raya dan majalah tempo
merupakan 2 contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Control ini di pegang
melalui porttement penerangan dan persatuan Wartawan Indonesia(PWI). Hal inilah
kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis
Independen (AJI) yang mendekrasikan diri
di wisma tempo Sirna Gali, Jawa
Barat. Beberapa aktifis di masukkan ke dalam penjara.